Thursday, December 02, 2010

Mengenangmu

Pagi selalu diselimuti mendung, mendung yang ga jelas, Entahlah, kata orang sih, Mendung tak berarti hujan hehe.. Sekian lam tak melihat wajahmu, sekian lama tak mendengar suaramu, sekian lama tak ingat akan dirimu, bahkan membayangkan saja seolah sudah tidak pernah. 
Yah, engkau... Engkau yang dulu kupuja, kusanjung, kudambakan. Pada waktu itu hanya satu kebingungan dalam kebimbangan akan dirimu, mendengar kata orang sungguh membuat hatiku damai, tapi ketika kujalani justru hatiku hancur, merana menderita.
Lama.... lama sudah, tanpa kusangka, kemarin ku melihat wajahmu, melihat senyum yang dulu, senyum yang pernah membuat hatiku damai...
Bagaimanakah kabarmu? Akan-kah dirimu bahagia tanpa aku, ataukah engkau menderita. Janganlah kau ceritakan padaku tentang kebagiaanmu, tapi mendekatlah pada jika hati bersedih, aku akan menjadi teman curhat setia walau kita sudah tidak seperti yang dulu...

Allah Perencana yang Paling Baik

Seorang teman berkata: "Kenapa ya dia yang semangat belajar, tekun dan ibadahnya rajin sangat sulit hidupnya. Ingin beli buku saja ga bisa..". "Jangankan beli buku makan ja sulit". Pikirku. Kemudian dia melanjutkan, "Sementara dia (maksudnya teman yang lain) hidupnya glamor, suka pesta, uang datang dengan mudahnya... Kadang saya merasa bingung dengan cara Tuhan memperlakukan hamba-Nya...". Desahanya tertahan.
Itu, kata yang saya dengar beberapa tahun yang lalu ketika kami masih mahasiswa, lain dulu lain sekarang, teka-teki apa yang difikirkan teman saya diatas sekarang terjawab.
Anak yang rajin tadi sekarang sukses membangun hidupnya, penderitaan dalam perjuangan hidupnya menciptakan mentalitas yang tangguh, keluh kesah pilu membuatnya punya kepekaan sosial yang tinggi. Hari-hari dijalaninya dengan penuh semangat seolah tak ingin detik demi detik terlewatkan tanpa sesuatu yang berarti. Dia-pun telah membina rumah tangga dengan istri yang sangat disayanginya.
Sementara yang lain (teman yang lain yang hidupnya glamor) sekarang malah tidak jelas, semuanya serba tidak kelar, kuliahnya tidak diurus (malah katanya mau beli ijazah), putus sama pacarnya setelah sekian tahun membina, hari-harinya dilewati dengan keputus-asaan, kejenuhan. 
Ya Allah, benar-benar Allah Sang Perencana yang Baik. Siapa yang menanam dia akan menuai, satu kebaikan yang kita tanam hari ini akan kembali dengan berlipat entah besok, lusa atau beberapa tahun lagi. yang jelas tiada satu perbuatan (baik atau buruk) yang lepas dari catatan-Nya. (QS. Luqman:14)

Tuesday, November 30, 2010

Karena Tuhan-mu

Jika kamu datang, aku terima engkau dengan senang hati, jika kamu pergi sekalipun aku akan melepaskanmu denga senang hati, walau aku mencintaimu aku tidak bisa memilikimu seutuhnya. Karena ku tahu kamu adalah titipan Tuhanku....
 Dalam sepinya hati selalu ada dirimu yang selalu membuaatku tenang itu karena aku melihat Pencipta-mu. Ternyata tiada yang lebih indah dalam mencintai selain mencintai karena Pencipta-nya.

Thursday, April 22, 2010

Untuk Kekasihku Tercinta

Tenang dan tenanglah...kala dingin menyelimutimu, 
Ada aku yang akan menebarkan pesona kehangatan untukmu
Embun jatuh dari pucuk dedaunan, bening, lembut, aahhhh...
Sebening wajahmu dalam tetes air wudlu'...
Selembut tutur katamu dalam tingkah lakumu...
Lama ku memandangi wajahmu, ada kedamaian disana...
Ada keteduhan, teduuuhhhh...
Tak bisa ku ungkap dan ku rangkai dengan kata-kata
Engkau yang lembut, janganlah bersedih
Karena sedihmu adalah dukaku...

Kala mentari menyapa, ada harapan, ada keinginan
Ada asa yang tergatung di antara pucuk dedaunan
Ada harapan, ada mimpi yang senantiasa mengiringi tersenyumnya wajah mentari pagi
Keinginan membangun istana bersamamu
Karena engkaulah permaisuriku...

Andai engkau mampu mendengar setiap desah nafas yang aku hembuskan
Disana ada namamu, tapi tidak usah lah kau tau itu!
Karena memandangmu cukuplah bagiku untuk mengungkapkan semua itu...

Kala tangan ini membelai lembut rambutmu
Ingin rasa hati ini mengusir setiap keluh dan kesah duka lara hatimu
Ingin aku taburkan bunga indah semerbak mewangi
Agar hatimu selalu tersenyum dan ceria

Kala kutatap matamu ingin aku tenggelam di dalamnya
Berenang ke dalam samudera hatimu...
Disana aku bangunkan sebuah taman indah
Dihiasi seribu bunnga dan dilayani sejuta bidadari
Jalannya dari permadani sutera dari Syiria
Hingga tiada setitik debu pun bisa menyentuh kakimu
Cukupkah semua itu selalu membuatmu ceria?

Wahai kekasihku tercinta...
Tataplah mataku, berlabuhlah dalam dekapanku
Aku ini untukmu...
Jika hatimu gundah, datanglah padaku
Berlabuhlah dalam pangkuanku...
Aku senantiasa hadir mengusir keluh kesahmu

Andai aku bisa memetik biutang kejora
Akan ku petik ia untukmu
Bahtera cinta kita telah siap layarnya
Mengarubgi segara kehidupan yang penuh ombak dan badai
Menuju dermaga impian

Tenanglah...jangan takut
\Bachtera ini sungguh begitu kuatnya...
Karena bachtera ini dibangun di bawah ridlo dan kasih Nya... 

Friday, March 19, 2010

Pagi yang Beda

Pagi ini, pagi yang indah... Malam telah berlalu, ada mimpi disebagian malam. Ada hikmah yang tercipta ketika malam dilalui dengan Tafakkur dan dzikir.
Malam diciptakan untuk beristrahat, tidur disiang hari tidak menggantikan tidur malam. Malam diciptakan untuk beristirahat.
Pagi  ini, terasa beda. Tadi malam jam 10 saya sudah lelap dalam samudera mimpi. Sebelum fajar terbit sudah mandi untuk bersujud di kehadirat Ilahi Rabbi, mengadukan segala keluh kesah hidup dan hidup setelah hidup.
Pagi  ini, terasa beda, Alam pikiran dan harapan begitu membara, pikiran cerah menghadap kedepan, kata orang tua, jangan tidur setelah subuh, ntar rezekinya di sambar ayam katanya.
Pagi  ini, terasa beda, begitu melihat riak mentari meninggi seolah hati ini terpacu untuk berbuat, apa yang bisa kuperbuat untuk hari ini?

Sebelum keluar, saya sempatkan buka FB, sekedar menyapa teman-teman yang mau berangkat beraktifitas. Tak alam kemudian ada sapaan teman lama, teman yang sudah sekian lama tidak berkomunikasi.
"Hoy! Gimana kbarnya?" Tanyanya, sapaan akrab kami sewaktu dulu... suasana hati yang dulu muncul kembali... suasana keakraban saat bersama, senasib seperjuangan di kampus dan  di organisasi...
(Bersambung)